Resource

Rabu, 23 Mei 2012

manajemen luka



PEMBAHASAN
A.         Konsep klinik dalam management luka
Luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya kerusakan pada kuntinuitas/kesatuan jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan.
1.      Tipe Penyembuhan luka
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel.
Terdapat 3 macam tipe penyembuhan luka, dimana ini dikarakteristikkan dengan jumlah jaringan yang hilang
a.      Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal. penyembuhan yang terjadi segera setelah diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan
b.       Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya. luka yang tidak mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
c.       Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual. luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
2.      Fase Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.
a.       Fase Inflamasi, Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari. Inflamasi berfungsi untuk mengontrol perdarahan, mencegah invasi bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan.
  1. Fase Proliferasi, Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast (sel jaringan penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase proliferasi.
  2. Fase Maturasi, Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang. Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi vaskularitas luka.
3.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling berkesinambungan. Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a.       Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis).
  1. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan.

B.     Kualitas hidup ( quality of life )
Luka dapat di artikan sebagai suatu gangguan atau kerusakan integritas dan fungsi jaringan pada tubuh. Seseorang yang menderita luka akan merasakan adanya ketidaksempurnaan yang pada akhirnya cenderung untuk mengalami gangguan fisik dan emosional ( Hyland dkk, 1994 ). Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa luka yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup bagi yang menderia dan juga yang memberikan perawatan. Dalam Price P, (1996), menjabarkan bahwa kualitas kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup didefinisiskan sebagai dampak dari penyakit dan pengobataan terhadap ketidakmampuan dan hidup sehari-hari atau sebagai suatu fokus dasar pasien yang berpengaruh pada status persepsi kesehatan terhadap kemampuannya dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
            Kualitas hidup adalah suatu konstruk yang tidak jelas dan sangat halus yang menggambakan perspektif seorang pasien terhadap kepuasa hidup dalam berbagai situasi ( Price, P 1996 ). Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai suatu pertimbangan nilai yang didasarkan pada evaluasi seseorang terhadap aspek fisik, psikologi, spiritual dan aspek sosial keberadaan seseorang. Ada 4 domain kualits hidup yang dijabarkan oleh Schipper dkk, 1996 yaitu :
1.      Fungsi fisik dan pekerjaan
Dari beberapa kasus yang didapat pada pengalaman di klinik di temukan bahwa penderita dengan luka pada kaki ( leg ulcer ) mempunyai perhatian terhadap nyeri, bau, infeksi, drainase juga pembengkakan. Kebanyakan pasien mengeluh mengalami gangguan aktifitas sehari-hari seperti tidak bisa bekerja, termasuk memenuhi kebutuhan kebersihan perseorangan sehari-hari, seperti mandi harus dibantu dan lain-lain. Bahkan juga berdamoak pada keluarganya yang memberikan perawatn dirumah. Pada pasien dengan usia muda dilaporkan bahwa luka pada kaki mempunyai hubungan yang erat dengan hilangnya waktu dari tugas atau pekerjaan,dan pada akhirnya berdampak pada fiansial (Phillips T, 1994).

2.      Fungsi Psikologis
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi respon emosional pasien terhadap luka yaitu:

a.       Penyebab
Pasien akan merespon berbeda-beda tergantung pada penyebab luka; seperti luka kecelakaan yang menyebabkan dia harus diamputasi, dan respon pasien yang belum siap akan merasa takut.
b.      Nyeri
Nyeri pada luka adalah merupakan salah satu hal yang sangat erat dengan pelayanan kesehatan profesional yang harus menjadi perhatian.
c.       Bau
Dampak bau pada luka misalnya luka terbuka pada kanker payudara,luka dekubitus yang nekrosis,luka infeksi pada kaki dan timbul gangren, hal ini akan berdampak pada status psikologi dan atau emosional pasien.pasien akan merasa malu, merasa dirinya kotor karena bau,terisolasi, dan atau akan meminta maaf pada orang lain karena dirinya bau.
Bahkan juga dapat muncul kecemasan yang meningkat,dan depresi, merasakan kepuasan hidup yan endah dan menurunnya kotak dengan orang lain.
d.      Harapan kesembuhan
Dalam pratek klinik sehari-hari sering kita jumpai respon pasien terhadap luka.
Penting bagi pemberi pelayanan untuk mengetahui perkembangan luka pasien misalnya denga menggunakan skala pengukuran.
Kurangnya pengetahuan mengenai skala waktu untu penyembuhan adalah merupakan masalh umum yang menyebabkan peningkata frustasi,depresi,dan keterbatasan aktifitas sehari-hari pada paien dengan leg ulcer (Hyland dkk,1994, Walshe B, dkk 1995).
e.       Dampak pada aktifitas hidp sehari-hari
Pembatasan karena fisik, somatik,financial dan pengobatan dapat menimbulkan keterbatasan pada kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan juga berpengaruh pada psikologis dan emosional.

f.       Usia
Hasil penelitian ditemukan bahwa pasien yang lebih muda cenderung emosional negatifnya lebih tinggi yang berhubungan dengan luka pada kaki dan masalah pergerakan dibandingkan dengan pasien usia tua yang terbukti lebih efektif dalam mekanisme pertahanan atau adaptasi mereka terhadap keterbatasan dan ketidakmampuan ( Phillips T,1994).
g.      Spritual
Kekuatan dalam melakukan sembahyang,adanya harapan, dan dukungan keyakina agama dari psien tidak dapat diremehkan dalam memberikan kekuatan emosional. Walaupun belum dibuktikan dengan tmuan hasil penelitian.
Pasien yang memiliki bekal keyakinan agama yang lebih baik mempunyai mekanisme pertahanan yang positif dibandingkan dengan pasien yang tidak membekali keyakinan agama yang kuat.

3.      Interaksi Sosial
Keterbatasan interaksi sosial diantara pasien dengan menderita luka dapat disebabkan oleh karena; gangguan pergerakan karena nyeri, alasan perawatan dan pengobatan seperti harus istirahat ditempat tidur,efek samping dari pengobatan,kelemahan fisik,merasa kondisi luka yang kotor dan bau sehinga malu untuk berinteraksi,waktu bagi pasien misalnya mengganti balutan dsb.
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang profesional,tentunya harus membekali bukan hanya pengetahuan akan tetapi juga kreatif bekerja sma dengan pasien dalm tantgangannya untuk menyeimbangkan penyembuhan luka fisik dan atau dengan penyembuhan psiokolgis dan emosional.

4.      Sensasi Somatik
Domain pada sensasi somatik adalahpengaruhnya pada perasaan fisik yang tidak menyenangkan dan menurunkan kualitas hidup seseorang seperti nyeri ( Schipper H dkk,1996).
Dari beberapa hasil penelitian dijumpai bahwa pasien yang sering mengalami nyri menyebabkan gangguan untuk tidur dan tidak dapat mengkontrol hidup mereka (Walshe C,1995 dan Hofman D dkk,1997).
Krasner D,1998 telah mengindentifikasi ada delapan macam respon karena nyeri yang terjadi luka pada kaki :

1.      Harapn nyeri dengan adanya luka
2.      Perasaan frustasi
3.      Mengalami nyeri karena bengkak
4.      Tidak saggup untuk berdiri
5.      Mengganggu pekerjaan
6.      Mulai nyeri dengan adanya tindakan debridement
7.      Membuat perubahan hidup
8.      Mencoba untuk menemukan kepuasan dengan aktifitas yang baru.
Bagi pemberi pelayanan, mengupayakan untuk memahami pentingnya pengalaman nyeri yang dialami oleh pasien dan akan dijadikan acuan untuk melakukan tindakan tertentu dalam perawatan luka.
5.      Dampak Financial
Pasien dengan mengalami luka akan berdampak pada kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup. Pasien akan kehilangan pekerjaan,kesempatan karir,dan menurunnya produktivitas aibat nyeri dari luka.

C.    Manajemen Nyeri
Kransner D,1998 dan beberapa peneliti sesuai dengan  penemuan mereka, merekomendasikan beberapa strategi untuk penatalaksanaan nyeri :
1.      Jelaskan prosedur sebelum tindakan perawatan luka.
2.      Biarkan pasien untuk ikut serta dalam mengangkat balutan luka jika memungkinkan.
3.      Perlunya istirahat beberapa detik atau menit selama mengganti balutan.
4.      Buat protokol untuk mengatasi nyeri seperti anastesi topikal atau lokal selama debridement dan obat untuk nyeri selama mengganti balutan.
5.      Pemberian pengobatan untuk istirahat tidur dan menurunkan kecemasan.
6.      Penanganan nyeri secara khusus dan atau spesialis manajemen nyeri.
7.      Bantu dalam ekspresi perasaan.
8.      Berikan pujian yang positif
9.      Diskusikan macam perawatan dan berikan pilihan.
10.  Tanyakan pada pasien jika aa pertanyaan yang khusus mengenai penanganan luka.
11.  Berikan contoh yang nyata untuk meyakinkan pasien dalam perawatan luka.
12.  Berikan harapan; untuk usaha perbaikan dan perkembangan dalam penanganan luka. Contoh misalnya; foto-foto perbaikan luka
13.  Jelaskan pada pasien apa yang terjadi pada luka
14.  Diskusikan perkembangan atau kemajuan dari luka.
15.  Lakukan perawatan luka dengan lembut dan tenang
16.  Kenali kondisi psikologis pasien
17.  Pelindung untuk pasien dan keluarga
18.  Yakinkan bahwa pemberi pelayanan buakan penyebab pasien menjadi marah.
19.  Hindari pekerjaan yang tergesa-gesa atau mendadak yang berdampak pada pasien dan keluarga.


 
DAFTAR PUSTAKA

Hlyand ME, dkk.(1994). Quality o life of  leg ulcer petients: Questionnarire and preliminary findings. Journal of  Wound Care, 3 (9) :294-298.
Phillips TJ. (1999).Aging and
Schipper,H dkk.(1996).Quality of life studies: definitions and conceptual issues. In Spilker B (2nd), Quality of life and pharmacoeconomics in clinical trial. Philadelphia: Lippincott Raven.
Krasner D.(1998). Painful venous ulcers: Themes and stories about living with the pain and suffering,Journal of Wound, Ostomy, and Continance Nursing, 25(3): 158-68.













1 komentar:

  1. My name is hoover, my 18 years old daughter, Tricia was diagnosed of herpes 3 years ago. ever since then,we have been going from one hospital to the other. We tried all sorts of pills but all efforts to get rid of the virus was futile. The blisters kept on reappearing after some months. My daughter was making use of Acyclovir tablets 200mg. 2 tablets every 6hours and fusitin cream 15grams. and H5 POT. Permanganate with water to be applied 2x a day but all still show no result. So I was on the internet some months back, to sought for any other means of saving my only child. just then, i came across a comment on dr imoloa herbal treatment and decided to give it a try. i contacted the him and he prepared some herbs and sent it to me together with guidelines on how to use the herbs through DHL courier service. my daughter used it as directed dr imoloa and in less than 14days, my daughter regained her health.. You should contact Dr imoloa today directly on his email address for any kind of health challenge; lupus disease,  mouth ulcer,  mouth cancer, body pain, fever, hepatitis A.B.C.,   syphilis,  diarrhea,  HIV/AIDS,  Huntington's Disease,   back acne,  Chronic renal failure,   addison disease,  Chronic Pain,   Crohn's Disease,   Cystic Fibrosis,  Fibromyalgia,   Inflammatory Bowel Disease,  fungal nail disease, Lyme Disease, Celia disease, Lymphoma, Major Depression,  Malignant Melanoma,   Mania,  Melorheostosis,   Meniere's Disease,  Mucopolysaccharidosis , Multiple Sclerosis,  Muscular Dystrophy,  Rheumatoid Arthritis, Alzheimer's Disease, parkison disease, vaginal cancer, epilepsy,  Anxiety Disorders, Autoimmune Disease,   Back Pain,  Back Sprain,   Bipolar Disorder,  Brain Tumour,  Malignant,   Bruxism, Bulimia,  Cervical Disk Disease, cardiovascular disease, Neoplasms, chronic respiratory disease,  mental and behavioural disorder,     Cystic Fibrosis,   Hypertension, Diabetes, asthma,  Inflammatory autoimmune-mediated arthritis.  chronic kidney disease, inflammatory joint disease,  impotence,  feta alcohol spectrum,  Dysthymic Disorder,   Eczema, tuberculosis,  Chronic Fatigue Syndrome, constipation, inflammatory bowel disease.  and many more; contact him on email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com./ also on  whatssap-+2347081986098.

    BalasHapus