|
2012
|
MAKALAH
LKMM NASIONAL VI ILMIKI
Tema : .
Citra
Perawat di Media Massa
“
ketenaran perawat ditelevisi membawa dampak bagi citra profesi“
DISUSUN
OLEH :
NAMA
: ZULHAIRU
NIM
: SR 102040515
STIK MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
IKATAN
LEMBAGA MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN INDONESIA
|
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr...wb....
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
merupakan salah satu persayaratan pendaftaran keikutsertaan LKMM Nasional VI
ILMIKI tentang“
ketenaran perawat ditelevisi membwa dampak bagi citra profesi“
Adapun isi makalah ini berisi tentang bagaimana
dampak televisi terhadap citra perawat dimata masyarakat..
Saya mengucapkan terima kasih banyak
kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,yaitu:
1.
Allah
SWT;
2.
Kedua
orang tua yang selalu mendukung saya;
3.
Ketua
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK ibu Wuriani,S.Kep.Ners
yang telah memberi izin keikutsertaan LKMM nasional VI ILMIKI;
4.
Ketua
puket 1 bapak Imran,S.Kep.Ners yang
telah memberi bimbingan kepada saya;
5.
Ketua
Badan Esekutif Mahasiswa Deni Aryadi yang
telah memberikan rekomendasi keikutsertaan LKMM nasional VI ILMIKI.
Saya menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kebenaran hanya datang dari Allah dan keselahan
dating dari kita sendiri
Billahi fasibilil haq fatabiqul
khairot
Wassalamualaikum,Wr...Wb...
Pontianak, agustus 2012
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perawat merupakan suatu profesi yang
mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien
tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi
yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa
orang lain.
Belakangan ini berkaitan dengan
berkembangan jaman banyak informasi yang kita dapat tentang perawat di media
masa, salah satunya televisi sehingga banyak tanggapan masyarakat tentang
perawat.
B. Masalah
Adapun masalah yang saya angkat dimakalah saya ini adalah
1. Apa itu perawat dan televisi
2. Apa hubungan citra seorang perawat
dengan televisi serta dampaknya ?
3. Apa Tangapan masyarakat tentang
perawat ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu profesi
keperawatan dan menjelaskan pengertian televisi
2. Menjelaskan hubungan citra seorang
perawat dengan televisi serta dampaknya
3. Menjelaskan tanggapan masyarakat
tentang perawat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perawat adalah mereka yang memiliki
kemampuan dan kewenangan untuk melakukan tindakan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya yang melalui pendidikan yang telah didapat ( UU. Kesehatan, no 23
1992 ).
Menurut
effendy 1995, perawat adalah seseorang yang memberikan perawatan yang esensial
terhadap individu, keluarga dan masyarakat, pelayanan yang diberikan adalan
upaya dalam mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin yang berupa promotif,
preventif, kuratif dan rahabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Perawat adalah salah satu profesi
dibidang kesehatan yang memiliki peran dan fungsi yang sangat mulia. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21). Dari pengertian peran yang dikemukankan
kozier dapat disimpulkan bahwa peran seorang perawat adalah bentuk tindakan
atau prilaku yang dilakukan seseorang pada saat situasi tertentu, misalnya
seorang perawat yang melakukan pemasangan infuse kepada seorang klien, selain
itu juga seorang perawat juga bertugas untuk melayani pasien dengan maksimal
sehingga klien merasa nyaman dan adanya saling percaya antara stu sama lain
dalam melakukan tindakan.
Televisi
merupakan sarana untuk mendapatkan informasi baik itu informasi positif maupun negative,
bahkan kerena televisi gay hidup sesorang bisa berubah. Sebagian besar penduduk
dunia mungkin memiliki televisi dirumahnya selain mendapatkan informasi juga
sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang, bahkan pada saat ini menonton di
televisi merupakan hobi.
Karena hal itulah bayk hal positif
maupun negatif yang dapat ditimbulkan oleh televisi salah satunya dibidang
profesi yaitu citra seorang perawat.
B.
Hubungan citra perawat dengan
televisi dan dampaknya
Belakangan
ini banyak televisi yang menayangkan film atau acara tentang kesehatan, salah
satunya keperawatan.
Acara-acara tersebut mulai dari
iklan yang positif sampai film yang
menjatuhkan citra perawat, di Indonesia sangat banyak film atau iklan yang
menggunakan gambaran perawat tapi hal tersebut menimbulkan pandangan yang baik
dan buruk terhadap citra perawat.
Adapun dampak positifnya misalnya,
iklan kesehatan yang menggambarkan tindakan perawat yang memberikan pringatan
tentang hidup sehat atau promotif dan merawat pasien sampai tidak tidur bahkan
menyuapkan pasien makan, disitulah bisa kita lihat betapa mulianya seorang
perawat.
Sedangkan dampak negatinya adalah
gambaran seorang perawat perempuan yang sexy, centil, sombong, bahkan kasar
kepada pasien.
Beberapa
penelitian telah difokuskan pada bagaimana media stereotip melemahkan
keperawatan. Seperti yang kita dicatat dalam lembaran terakhir kami, pada tahun
2008 sarjana keperawatan di Dundee University menemukan bahwa televisi gambar
perawat sebagai "bodoh, bimbo gila seks" berkecil akademis maju siswa
sekolah dasar dari mengejar profesi. Ini tinggi mencapai siswa melaporkan bahwa
sumber utama informasi tentang keperawatan adalah acara televisi seperti
Casualty drama berjalan lama BBC.
Bukan
hanya anak-anak yang mudah dipengaruhi dipengaruhi oleh bagaimana media hiburan
menyajikan perawatan kesehatan. Pada bulan
Maret 2009 University of Alberta dalam penelitianya yang diterbitkan dalam jurnal
Resuscitation menemukan bahwa dokter dan mahasiswa kedokteran telah belajar
teknik intubasi yang salah dengan menonton acara televisi ER dan lainnya,
Sehingga keperawatan sangat rendah dimata dokter.
Dari
penelitian tersebut, kita sudah tahu bahwa televisi juga bisa membuat citra
buruk seorang perawat, selain penelitian di atas di Indonesia gambaran perawat
banyak terdapat dalam sinetron yang mana perawat menjadi bwahan dokter,
dimaki-maki dokter karena salah melakukan tindakan, hal ini menimbulkan hal yang
negatif terhadap profesi perawat seolah-olah perawat bertindak atas perintah
seorang dokter. Salin itu juga terdapat juga produksi film horor dimana soerang
perawat yang berpenampilan sexy, terutama perawat perempuan yang membuat
penonton mempunyai anggapan negatif terhadap perawat , gambaran lain juga
terdapt dalam film “ SUSTER NGESOT “ yang mana perawat menjadi hantu yang
menakutkan. Betapa buruknya citra seorang perawat, dimanakah kode etik yang
mngatur jiwa seorang perawat ?.
C.
Tanggapan
Masyarakat Terhadap Perawat.
Seperti yang telah di paparkan diatas begitulah
gambaran seorang perawat baik itu bagian yang positif sampai yang negatif, tetapi
lebih banyaknya mngarah ke hal yang negatif. Terus bagaimana nasib, akibat dan
tanggapan masayarakat mas Bro ?
Mungkin setalah kita membaca gambaran seorang
perawat di media hiburan khususnya televisi yang tidak mendidik kita dapat
menyimpulkan sendiri bagaimana tanggapan masyarakat melihat hal tersebut,
betapa buruknya citra perawat, tapi ada beberapa tanggapan masyarakt yang perlu
dibenarkan terhadap profesi keperawatan.
Dibawah ini beberapa tanggapan masyarakat terhadap
profesi keperawatan setelah melihat gambaran perawat di media hiburan (
televisi ) :
1. Perawat
adalah sesorang yang sexy, genit sering menggoda pasiennya.
2. Perawat
kelihatan bodoh dan rendah daripada dokter
3. Perawat
bertindak sesuai instruksi dokter dan merupakan asisten dokter ( pembantu
dokter )
4. Perawat
dipandang kasar, jahat dan keras
5. Perawat
itu sesorang yang sombong terhadapt pasien
6. Perwat
membedakan dalam merawat pasien
Hal ini perlu kita lihat secara langsung dan di
teliti apakah tanggapan tersebut benar, ataukah tanggapan tersebut muncul
karena adanya gambaran perawat dimedia hiburan tidak mendidik.
Keperawatan memiliki banyak masalah saat ini,
termasuk pendek staf, kondisi kerja yang buruk, dan pebayran yang tidak sesuia
terhadap keterampilan dan tanggung jawab pekerjaan. Semua ini harus ditangani.
Tapi meningkatkan bagaimana orang melihat profesi ini salah satu yang paling
penting. Kenapa? Karena kurang menghargai menyebabkan kurangnya kekuasaan dan
sumber daya untuk praktek keperawatan, pendidikan, dan penelitian. Ketika
perawat kekurangan, pasien tidak menerima perawatan penting. Perawat membakar
dan meninggalkan sisi tempat tidur. Perawat underpaid mencari profesi lain.
Tanpa dana yang cukup. Dan dasar profesi pengetahuan klinis dan teoritis
mengikis.
Ketika perawat kekurangan daya, mereka tidak bisa
melakukan advokasi untuk pasien, dan pasien meninggal akibat kesalahan dan
ketidakmampuan. Maret 2009 fitur di The Sunday Times (Inggris) bercerita
tentang seorang perawat tersiksa di India yang secara teratur memberikan
suntikan dengan jarum yang digunakan karena dia tidak bisa mempertanyakan
dokter dihormati dan manajer rumah sakit yang bersikeras praktek berpotensi
mematikan.
Dan ketika perawat kekurangan daya, mereka menderita
pelecehan dari rekan kerja dan pasien. Menurut sebuah studi tahun 2008 oleh
Komisi Bersama AS pada Akreditasi Organisasi Kesehatan, lebih dari separuh
perawat AS telah diintimidasi pada pekerjaan. Efek umum termasuk tekanan yang
parah, depresi, insomnia dan perawat-sendiri melanjutkan siklus kekerasan.
Dari tanggapan diatas mungkin ada beberapa gambaran
yang mungkin benar terjadi di rumah sakit-rumah sakit salah satunya perawat yang sombong dan
berkarja sesuai instruksi dokter , hal ini menimbulkan pandangan buruk kepada
perawat padahal tidak semua perawat seperti itu, dan hal ini juga yang dapat
menimbulkan juga pemikiran bahwa dokter lebih pintar dari perawat, padahal jika
perawat cukup pintar mungkin bisa melakukan tindakan tanpa instruksi dari
dokter, jadi untuk apa kita kuliah yang memperoleh gelar doctor jika melakukan tindakan harus menuggu dokter,
dan akhirnya pasien meninggal. Inilah yang menyebabkan anggapan bahwa perawat
pembantu dokter. Selain itu juga karena tayangan di televisi yang tidak
mendidik juga menggambarkan bahwa perawat dan dokter masuk kekamar pasien
dengan perawat membawa daftar nama pasien dan diperintahkan dokter untuk
memeriksa pasien, hal ini juga menimbulkan anggapan perawat pembantu dokter.
Mungkin banyak hal yang perlu diluruskan dalam
profesi keperawatan dari pandangan mayarakat setelah melihat hiburan di
Televisi, bahwa perawat itu tidak centil, tidak sombong, dan bekerja sesuai
prosedur ya walaupun hal itu tidak mudah dan perlunya usaha. Disinilah peran
organisasi keperawatan dan mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan citra perawat yang terpuruk
di mata masyarakat untuk menjadi lebih baik, dan juga peran pemerintah juga
sangat penting untuk profesi keperawatan, terutama masalah pembyaran dan juga
mengesahkan RUU keperawatan agar perawat bisa berkerja lebih professional karena
di rumah sakit- rumah sakit perawat lah yang lebih dekat dengan pasien selama
24 jam, sedangkan dokter mungkin hanya 5 menit. “Ingat mas bro profesi
keperawatan saat ini ada ditangan kita agar menjadi perawat yang ideal”
Tapi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang
mudah, apalagi untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini
dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang
identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya
seperti yang telah di jelaskan diatas .
Seperti
itulah kira-kira citra perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di
televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat
seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu
merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat
profesional. Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat
ideal yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan
asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan
yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan
aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi
perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang
perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat
yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab ketika
ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin kedengarannya
sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut memiliki makna
yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik
dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan
asuhan keperawatan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik yang
dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di
rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra
perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti
itulah yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.
Untuk
menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam
hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional
haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran
perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis,
pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan,
komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah
berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat.
Namun,
disini saya akan menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut
diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi
kenyaman dan peran sebagai komunikator.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Televisi adalah media hiburan yang dapt mempengaruhi
pandangan masyarakt, terutama profesi keperawatan baik dari hal yang baik
sampai hal yang buruk. Disini peran kita sebai mahasiswa keperawatan untuk
mengembalikan citra perawat dimata masyarakat bahwa kita BUKAN pembantu dokter,
BUKAN perawat yang sombong tetapi kita juga membutuhkan hak yang sama denga
profesi kesehatan lainnya.
B.
Saran
Demikianlah makalah yang saya buat semoga makalah
saya ini dapat meningkatkan semangat kwan-kawan untuk menungkatkan citra
perawat serta menghupus tanggapan yang didak benar tentang perawat.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi, N (1995 ). Pengantar Proses keperawatan. Jakarta : EGC
http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/,
diakses 26 agustus 2012
www.
nursing time.net.com diakses 26 agustus 2012
Kelly
Brewington (7 Januari 2010 ) www. Perawat TV - yang baik dan yang
buruk.com diakses 26 agustus 2012
2012
|
MAKALAH
LKMM NASIONAL VI ILMIKI
Tema
: Penerapan
Kolaborasi Pendidikan dan Praktik Antar Profesi Kesehatan
“
Penerapan Kolaborasi Perawat Dalam Tindakan Operasi“
DISUSUN
OLEH :
NAMA
: ZULHAIRU
NIM
: SR 102040515
STIK
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
IKATAN
LEMBAGA MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN INDONESIA
|
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr...wb....
Puji syukur kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
merupakan salah satu persayaratan pendaftaran keikutsertaan LKMM Nasional VI
ILMIKI tentang“Penerapan
Kolaborasi Perawat Dalam Tindakan Operasi“
Adapun isi makalah ini berisi tentang bagaimana
peran profesi perawat dalam tindakan operasi
Saya mengucapkan terima kasih banyak
kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,yaitu:
1.
Allah
SWT;
2.
Kedua
orang tua yang selalu mendukung saya;
3.
Ketua
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK ibu Wuriani,S.Kep.Ners
yang telah memberi izin keikutsertaan LKMM nasional VI ILMIKI;
4.
Ketua
puket 1 bapak Imran,S.Kep.Ners yang telah
memberi bimbingan kepada saya;
5.
Ketua
Badan Esekutif Mahasiswa Deni Aryadi yang
telah memberikan rekomendasi keikutsertaan LKMM nasional VI ILMIKI.
Saya menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kebenaran hanya datang dari Allah dan keselahan
dating dari kita sendiri
Billahi fasibilil haq fatabiqul
khairot
Wassalamualaikum,Wr...Wb...
Pontianak, agustus 2012
penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan, kemajuan, dan
terlaksananya suatu perkerjaan atau suatu bidang tidak lepas dari kerjasama,
tanpa kerja sama suatu masalah akan susah diselsaikan. Begitu juga di bidang
kesehatan tanpa kerjasama atau kolaborasi akan susah untuk mencapai kesehatan
yang maksimal.
B. MASALAH
Adapun masalah yang saya angkat
pada makalah saya ini adalah tentang”Bagaiman penerapan kolaborasi perawat
dengan tim medis dalam tindakan operasi ?”
C. TUJUAN
Tujuannya adalah menjelaskan
penerapan praktik keperawatan dalam berkolaborasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kolaborasi adalah bentuk
kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,
lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi
adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling
memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.
(CIFOR/PILI, 2005).
Tindakan
operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit
bagi hapir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan
membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya
menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami.
Kecemasan yang mereka alami
biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien
dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan.
Perawat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama
maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk
mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis.
Tingkat keberhasilan pembedahan
sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan
antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di
samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.
B.
Faktor-faktor
yang terkait dalam pembedahan
Ada 3 faktor penting yang terkait
dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan
pasien sendiri.
Dari ketiga faktor tersebut faktor
pasien merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tidakan
pembedahan adalahhal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan
mungkin merupakan hal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami.
Mengingat hal terebut diatas, maka
sangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah-langkah
perioperatif. Tindakan perawatan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat
akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.
Selain tindakan perawatan hal terbut harus sesuai dengan tindakan kolaborasi
yaitu perawatan yang dilakukan perawat seperti member penjelasan terhadap klien
dan keluarga tentang operasi, serta penjelasan tentang anastesi yang dilakukan
dokter anastesi.
C.
Konsep
Dasar Keperawatan Perioperatif
Tindakan operasi atau pembedahan,
baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan.
Kebanyakan prosedur bedah dilakukan di kamar operasi rumah sakit, meskipun
beberapa prosedur yang lebih sederhana tidak memerlukan hospitalisasi dan
dilakukan di klinik-klinik bedah dan unit bedah ambulatori. Individu dengan
masalah kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan mencakup pula pemberian
anastesi atau pembiusan yang meliputi anastesi lokal, regional atau umum.
Sejalan dengan perkembangan
teknologi yang kian maju. Prosedur tindakan pembedahan pun mengalami kemajuan
yang sagat pesat. Dimana perkembangan teknologi mutakhir telah mengarahkan kita
pada penggunaan prosedur bedah yang lebih kompleks dengan penggunaan
teknik-teknik bedah mikro (micro surgery techniques) atau penggunaan laser,
peralatan by Pass yang lebih canggih dan peralatan monitoring yang kebih
sensitif. Kemajuan yang sama juga ditunjukkan dalam bidang farmasi terkait
dengan penggunaan obat-obatan anstesi kerja singkat, sehingga pemulihan pasien
akan berjalan lebih cepat. Kemajuan dalam bidang teknik pembedahan dan teknik
anastesi tentunya harus diikuti oleh peningkatan kemampuan masing-masing
personel (terkait dengan teknik dan juga komunikasi psikologis) sehingga
outcome yang diharapkan dari pasien bisa tercapai.
Perubahan tidak hanya terkait
dengan hal-hal tersebut diatas. Namun juga diikuti oleh perubahan pada
pelayanan. Untuk pasien-pasien dengan kasus-kasus tertentu, misalnya : hernia.
Pasien dapat mempersiapkan diri dengan menjalani pemeriksaan dignostik yang
dilakukan tim medis lainya dan persiapan
praoperatif lain sebelum masuk rumah sakit. Kemudian jika waktu pembedahannya
telah tiba, maka pasien bisa langsung mendatangi rumah sakit untuk dilakukan
prosedur pembedahan. Sehingga akan mempersingkat waktu perawatan pasien di
rumah sakit.
Keperawatan perioperatif merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang
berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah
suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu
preoperative phase, intraoperative phase dan post operative phase. Masing-
masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula
dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing
mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan
oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standar praktik
keperawatan. Disamping perawat kegiatan perioperatif ini juga memerlukan
dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten dalam perawatan pasien sehingga
kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu bentuk pelayanan prima.
D.
Gambaran
Umum Masing-Masing Tahap Dalam Keperawatan dan Kolaboratif
1. Fase
pra operatif; dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan
diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di
tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operatif dan menyiapkan pasien
untuk anstesi yang diberikan dan pembedahan.
Pemberian anastesi yang dilakukan dokter anastesi
serta tindakan pembedahan dilakukan oleh dokter bedah dan tim medis lainya.
2. Fase
intra operatif; dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah
dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup
aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi
intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang
prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Contoh: memberikan dukungan
psikologis selama induksi anstesi, bertindak sebagai perawat scrub, atau
membantu mengatur posisi pasien d atas meja operasi dengan menggunakan
prinsip-prinsip dasar kesimetrisan tubuh.
3. Fase
pasca operatif; dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (Recovery
Room) dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di
rumah. Lingkup aktivitas keperawaan mecakup renatang aktivitas yang luas selama
periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan
memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian
berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan,
perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan
rehabilitasi serta pemulangan. Pada saat pemulangan juga tidak lepas dari
aktivitas kolaborasi mulai dari pemberian resep obat untuk kesembuhan operasi
yang dilakukan dokter, pemberian obat yang dilakukan oleh apoteker.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesuksesan tindakan operasi atau
pembedahan tidak lepas dari kegiatan kolaborasi antara tim medis, mulai dari
perawatan klien sebelum operasi sampai pemulangan, misalnya dukungan psikologis
dan perawatan setelah operasi setelah operasi, pembedahan yang dilakukan dokter
bedah, pemberian anastesi yang dilakukan dokter anastesi, pemberian obat oleh
apoteker.
B.
SARAN
Demikianlah makalah yang saya buat
semoga bermanfaat bagi pembaca dan mencari referensi lain tentang kegiatan
kolaboratif untuk menambah wawasan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ecopedia.wordpress.com/ ( diakses 26 agustus 2012 )
www. Perawat absorb. Com ( diakses
26 agustus 2012 )